Sabtu, 03 November 2012

Permasalahan dan Solusi Hama Dan Penyakit Tanaman Cabai


       I.            Trips pada Cabai Merah
Masalah:
Tanaman cabai merah yang saat ini sedang saya budidayakan pertumbuhannya terlihat kurang baik,pada bagian bawah daunnya  menjadi seperti keperak-perakan dan pertumbuhan daunnya juga terlihat menjadi kerut dan mengering.
Pertanyaan saya:  “Apakah yang menyebabkan hal tersebut dan bagaimana cara mengendalikannya?”
                                                                                    (Haryono,Magelang-Jawa Tengah)
Solusi:
Dari gambaran gejala serangannya, tampaknya cabai merah tersebut diserang oleh hama Trips (Trips parvispinus). Hama trips menyerang tanaman cabai sepanjang tahun dan serangan berat terjadi pada musim kemarau yang terik dimana populasi hama tinggi.
Hama trips menghisap cairan permukaan bawah daun dan bunga. Tanaman cabai yang diserang trips ditandai oleh adanya bercak-bercak putih dan daun menjadi kriput. Pada serangan berat, daun pucuk dan tunas menggulung kedalam, timbul benjolan seperti tumor, pertumbuhan tanaman terhambat kerdil dan bahkan pucuk mati. Hama trips dapat juga bertindak sebagai vektor penyakit virus mosaik dan virus keriting.
Pengendalian hama thips dapat dilakukan dengan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) sebagai berikut:
1.      Pengendalian dengan cara Kultur Teknis
a.   Penggunaan mulsa plastik yang dikombinasikan dengan tanaman perangkap caisin dapat menunda serangan yang biasanya terjadi pada umur 14 hari setelah tanam menjadi 41 hari setelah tanam.
b.      Membakar sisa jerami/mulsa yang dipakai setelah pertanaman
c.       Sanitasi dan pemusnahan bagian tanaman yang diserang
2.      Pengendalian Fisik Mekanis
a.       Persemaian cabai dikurung dengan menggunakan kain kasa untuk menekan serangan hama trips
b.      Penggunaan perangkap Likat warna biru,putih atau kuning, sebanyak 40 buah perhektar atau 2 buah per 500m2 dipasang ditengah pertanaman sejak berumur 2 minggu. Setiap minggu perangkap diolesi oleh oli atau perekat.Perangkap likat dipasang dengan  ketinngian lebih kurang 50 cm.(sedikit diatas tajuk tanaman)
3.      Pengendalian secara Hayati
Pemanfaatan musuh alami (predator)kumbang Coccinellidae coccinella repanda,Amblysius cucumeris, Oryus minutes, Arachnidea,dan patogen Entomophtora sp
4.      Pengendalian secara kimiawi
Jika dengan cara lain tidak dapat menekan populasi hama Trips,pengendalian dapat menggunakan pestisida yang efektif,terdaftar,dan diizinkan oleh mentri Pertanian,misal bahan aktif imidakloprid Dagger 200L, Deltametrin Decis 2,5 EC,dsb

    II.            Antraknose OPT Cabai
Masalah:
Saya senang membudidayakan tanaman cabai di luar musim, (off season) karena harganya menarik.Namun banyak kendala yang harus dihadapi, yakni tingkat serangan hama dan penyakit tanaman begitu tinggi,terutama penyakit busuk buah.
Pertanyaan saya: “Bagaimana cara mengendalikan busuk buah tersebut?”
                                                                                    (Wayan,Batu,Malang, Jawa Timur)
Solusi:
Tanaman cabai (Capsium annum) merupakan salah satu komoditas holtikultura prioritas yang bernilai ekonomis yang tinggi,sehingga jenis sayuran beraroma pedas ini banyak diusahakan oleh petani baik didataran tinggi maupun dataran rendah.Harga jual produk cabai diluar musim (off season) umumnya memang cukup tinggi.Itulah sebabnya para petani berusaha keras untuk menanam cabai diluar musim,apabila tanaman cabai yang ditanam diluar musim berhasil dengan baik,maka petani akan meraup keuntungan yang banyak.
Penaman cabai diluar musim memang memiliki resiko kegagalan panen yang tinggi karena adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Salah satu OPT yang menimbulkan serangan kronis pada tanaman cabai, khususnya diluar musim, adalah penyakit antraknose (Colleotricum capsici) . perkembangan patogen penyakit ini sangat cepat, terutama pada keadaan cuaca panas dan lembab.Buah cabai yang terserang penyakit (Colleotricum capsici) akan membusuk sehingga dikenal dengan penyakit busuk buah.
Tanda-tanda tanaman cabai yang diserang penyakit busuk buah adalah adanya bercak hitam pada permukaan buah .Apabila buah cabai yang diserang penyakit tersebut ditekan, maka akan terasa lunak karena mengalami proses pembusukan. Selanjutnya, pada serangan yang berat buah cabai tersebut akan menjadi kriput dan mengering, sehingga warna kulit buah seperti jerami padi.
Pengendalian:
Untuk menghindari adanya serangan penyakit Antraknose, maka petani perlu memperhatikan langkah-langkah upaya pengendalian antara lain:
1.      Pengendalian Secara Kultur Teknis
§  Menggunakan benih yang sehat
§  Melakukan penggiliran tanaman dengan tanaman non-solanaceae
§  Melakukan perbaikan drainase
§  Melakukan sanitasi rumput-rumput/gulma dan buah cabai yang terserang penyakit dikumpulkan kemudian dimusnahkan
§  Melakukan budidaya cabai dengan skala kecil dalam botol-botol plastik dengan media tanam (abusekam+krikil) dan dipupuk dengan pupuk cair,tanaman cabai tersebut digantung pada rak bambu dibawag rumah beratap plastik (antisipasi terhadap antraknose ala tegal)
2.      Pengendalian Hayati
§  Memanfaatkan agens antagonis Trichoderma spp dan Gliocladium spp diaplikasikan pada kantong persemaian sebanyak 5 gram perkantong, tiga hari sebelum penanaman benih atau bersamaan dengan penanaman benih
§  Pemanfaatan mikroba antagonis Pseudomonas fluorescens dan Bacillus subtilis, diaplikasikan mulai fase pembungaan hingga tiga minggu setelah pembungaan dengan selang waktu satu minggu
3.      Pengendalian dengan varietas tahan
Beberapa varietas cabai yang agak tahan terhadap penyakit adalah varietas Tombak-1, Tombak-2,Cemeti-1,Nenggala-1, Tampar-1,dan Tampar-2.Sedangkan yang relatif tahan adalah Varietas kriting Bukittinggi.
4.      Pengendalian secara kimiawi
Apabila cara lain tidak mampu menekan serangan penyakit dan gejala serangan semakin meluas, maka pengendalian dapat menggunakan fungisida yang efektif denagna pelaksanaan aplikasi sesuai dengan sistem pengendalian hama terpadu (PHT). Diantara jenis fungisida yang diperbolehkan oleh Mentri Pertanian untuk mengendalikan Antraknose cabai dengan bahan aktif: siprokonazol, azoksistrobin, zineb missal remedy 50 WP, kaptan,dsb.


Suryanto,Agus Widada.2010.Hama dan Penyakit.Kanisius.Yogyakarta

Tidak ada komentar: